Gambar : Foto Pejabat KPK Bersama Presiden dan Wapres Republik Indonesia
ketika Pelantikan Ketua KPK masa Bakti 2012 -2015
Babak baru di KPK segera dimulai. Tepat pada tanggal 02 Desember 2011, Abraham Samad terpilih sebagai ketua KPK. Ia didampingi Bambang Widjonjanto, Adnan Pandupraja dan Zulkarnain yang bersamaan terpilih sebagai unsur pimpinan KPK, serta Busyro Muqaddas yang harus turun satu tangga dari Ketua KPK menjadi Wakil Ketua KPK.
Dalam rapat yang dihadiri 56 anggota komisi III DPR itu, Abraham
Samad mengantongi 55 suara seperti yang juga diperoleh Bambang Widjonjanto.
Sedangkan Adnan meraih 51 suara dan Zulkarnain 37 suara.
Dalam proses pemilihan Ketua KPK, DPR sepakat memilih Abraham
dikarenakan ia masih bersih dari kontaminasi partai politik dan memiliki visi dan
misi yang lebih jelas dibandingkan calon ketua yang lain.
Bambang tidak dipilih karena diduga memiliki hubungan yang kuat
dengan penggiat gerakan kemasyarakatan sehingga akan menimbulkan kurang
independen. Adnan dan Zulkarnaen tidak diunggulkan karena pertimbangan mereka memiliki
kedekatan dengan polisi dan kejaksaan. Busyro tidak diminati karena dinilai
terlalu banyak berwacana dan masih sedikit berbuat nyata.
Selain itu, enam fraksi yang terdiri dari F-PG, F-PDIP, F-PKS,
F-Hanura dan F-Partai Gerakan Indonesia Raya sepakat memilih Putra Makassar itu
sebagai ketua karena bersedia menandatangani pakta integritas yang disodorkan
partai Hanura. Isi pakta integritas itu antara lain bersedia mengusut empat
kasus besar yang masih mandek di KPK, yakni pemberian dana talangan kepada Bank
Century, pemberian cek perjalanan pada pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank
Indonesia, Mafia Pajak dan korupsi pembangunan wisma atlet di Palembang.
Lembaran baru telah dibuka,
babak baru telah dimulai, orang-orang terbaik telah diberikan amanah untuk
menyelesaikan permasalahan korupsi yang membelit negeri ini. Sekarang saatnya
masyarakat menunggu dan mengawasi kinerja mereka, melaporkan korupsi yang mereka
lihat dengan mata dan kepala. Bukan malah terus mencurigai mereka dan bersikap
pesimis terhadap kinerja yang akan mereka lakukan.
Mestinya masyarakat memberikan waktu kepada yang diberi amanah
untuk bekerja, bukan terus mencurigai, sebab mereka bukan titisan Tuhan yang
tanpa dosa. Seyogyanya masyarakat memilih wait and see terlebih dahulu,
kemudian baru mengevaluasi bagaimana mereka bekerja.
Masyarakat Indonesia menunggu sosok pimpinan KPK yang tetap gagah
dan tidak melemah ketika harus berbenturan dengan tingginya tembok besar
kekuasan istana. Rakyat mendambakan
pimpinan KPK yang beraksi nyata bukan hanya terus berwacana.
Kami menunggu cengkraman kuatmu Abraham Samad.