Rabu, 14 Desember 2011

MENUNGGU CEKRAMAN KUAT ABRAHAM SAMAD


Gambar : Foto Pejabat KPK Bersama Presiden dan Wapres Republik Indonesia 
ketika Pelantikan Ketua KPK masa Bakti 2012 -2015 

Babak baru di KPK segera dimulai. Tepat pada tanggal 02 Desember 2011, Abraham Samad terpilih sebagai ketua KPK. Ia didampingi Bambang Widjonjanto, Adnan Pandupraja dan Zulkarnain yang bersamaan terpilih sebagai unsur pimpinan KPK, serta Busyro Muqaddas yang harus turun satu tangga dari Ketua KPK menjadi Wakil Ketua KPK.
Dalam rapat yang dihadiri 56 anggota komisi III DPR itu, Abraham Samad mengantongi 55 suara seperti yang juga diperoleh Bambang Widjonjanto. Sedangkan Adnan meraih 51 suara dan Zulkarnain 37 suara.
Dalam proses pemilihan Ketua KPK, DPR sepakat memilih Abraham dikarenakan ia masih bersih dari kontaminasi partai politik dan memiliki visi dan misi yang lebih jelas dibandingkan calon ketua yang lain.
Bambang tidak dipilih karena diduga memiliki hubungan yang kuat dengan penggiat gerakan kemasyarakatan sehingga akan menimbulkan kurang independen. Adnan dan Zulkarnaen tidak diunggulkan karena pertimbangan mereka memiliki kedekatan dengan polisi dan kejaksaan. Busyro tidak diminati karena dinilai terlalu banyak berwacana dan masih sedikit berbuat nyata.
Selain itu, enam fraksi yang terdiri dari F-PG, F-PDIP, F-PKS, F-Hanura dan F-Partai Gerakan Indonesia Raya sepakat memilih Putra Makassar itu sebagai ketua karena bersedia menandatangani pakta integritas yang disodorkan partai Hanura. Isi pakta integritas itu antara lain bersedia mengusut empat kasus besar yang masih mandek di KPK, yakni pemberian dana talangan kepada Bank Century, pemberian cek perjalanan pada pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mafia Pajak dan korupsi pembangunan wisma atlet di Palembang.
 Lembaran baru telah dibuka, babak baru telah dimulai, orang-orang terbaik telah diberikan amanah untuk menyelesaikan permasalahan korupsi yang membelit negeri ini. Sekarang saatnya masyarakat menunggu dan mengawasi kinerja mereka, melaporkan korupsi yang mereka lihat dengan mata dan kepala. Bukan malah terus mencurigai mereka dan bersikap pesimis terhadap kinerja yang akan mereka lakukan.
Mestinya masyarakat memberikan waktu kepada yang diberi amanah untuk bekerja, bukan terus mencurigai, sebab mereka bukan titisan Tuhan yang tanpa dosa. Seyogyanya masyarakat memilih wait and see terlebih dahulu, kemudian baru mengevaluasi bagaimana  mereka bekerja.
Masyarakat Indonesia menunggu sosok pimpinan KPK yang tetap gagah dan tidak melemah ketika harus berbenturan dengan tingginya tembok besar kekuasan istana.  Rakyat mendambakan pimpinan KPK yang beraksi nyata bukan hanya terus berwacana.
Kami menunggu cengkraman kuatmu Abraham Samad.

Jumat, 25 November 2011

PAHLAWAN MUSIMAN


Logo Sea Games 2011

Euvoria kegembiraan SEA Games sungguh menggelegar diseluruh penjuru nusantara. Setiap hari kita tak sabar duduk didepan pesawat televisi untuk menyaksikan atlet Indonesia bertarung untuk mengharumkan nama besar Indonesia. Bahkan, walau telah menyaksikan secara langsung diarena, kita juga tak mau beranjak dari pesawat televisi ketika ada pemberitaan tentang perhelatan ter-akbar di ASEAN itu. Secerca harapan selalu terlintas di benak kita, semoga perolehan medali Indonesia semakin bertambah.
 Tiap kali atlet kita meraih emas dan bendera Merah putih dikibarkan, tiap kali itu pula kita tergetar dengan dengan mata membasah menahan haru menyaksikan para pahlawan olahraga Indonesia yang memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara. Suasana seperti ini membuat hari-hari masyarakat Indonesia dalam bingkai nostalgia.
Ditengah impitan nasib sebagian masyarakat Indonesia yang dibawah garis kemiskinan, aksi para atlet Merah putih itu mengubah segala problema hidup sejenak terlupa. Ditengah kegelisahan terhadap maraknya praktek korupsi diantara para pejabat negeri ini, para pahlawan olahraga itu memberikan dorongan semangat bagi ke-Indonesiaan kita. Ditengah banyaknya carut-marut permasalahan hukum yang tak pernah terselesaikan negeri ini, para  pejuang lapangan itu menyihir semua masalah yang ada laksana ditelan bumi. 
Dimanapun pesta itu dihelat,  medali terus mengalir kepada tim Indonesia bak sungai Begawan Solo pada musim hujan. Ini terbukti semenjak Indonesia ikut serta dalam pesta sport bangsa-bangsa se-Asia Tenggara itu (1977), pasukan merah putih langsung menjadi jawara. Bahkan, ketika Indonesia “dicurangi” Thailand pada tahun 1995,  lagu karya WR Supratman itu tetap sering berkumandang.
 Pada tahun 1977 Indonesia menapaki puncak kejayaan. Hal itu dibuktikan dengan merebut hampir 200 keping emas untuk mengukuhkan diri sebagai raja diraja di Asea Tengara dalam bidang olahraga. Tatkala itu, kaset lagu “Indonesia Raya” sampai bergoyang saking seringnya diputar. 
                                       Daftar Negara peraih Juara Umum Sea Games

Ketika perhelatan besar itu selesai, jasa-jasa para pahlawan olahraga itu kian hari kian memudar. Perlahan-lahan mereka terlupakan, perlahan-lahan mereka terabaikan, jasa mereka tidak dihargai dan tidak dijadikan sebuah kebanggaan.
Mungkin mereka bisa diibaratkan dengan pedagang kaki lima (PKL). Mereka tak terurus secara layak dalam birokrasi negara. Dalam negara kita, pedagang kaki lima sering disebut sebagai golongan “katup pengaman”. Kala resesi melanda, kaum PKL dianggap sebagai penyelamat dan pengaman  karena tetap mampu menngerakkan roda ekonomi secara masif.
Namun dalam suasana yang sama mereka harus berlari-lari agar tak tertangkap SATPOL PP, mereka dikejar-kejar petugas keamanan, mereka tak diberi tempat yang layak, wilayah dagang mereka dikooptasi dengan mal dan gedung-gedung bisnis.
 Walau tidak seburuk demikian, namun seperti itulah gambaran yang dialami para pahlawan olahraga itu. Ketika mereka berlatih, sulitnya mendapatkan biaya pelatihan yang lebih profesional. Ketika mereka diarena, tangan-tangan birokrasi dan finansial kurang memadai. Ketika mereka selesai mengharumkan nama bangsa, cucuran keringat hanya dibalas dengan bonus ketika mereka menjadi jawara. Lebih parah lagi, ketika kekalahan menerpa, kecaman publik akan bertubi-tubi datang. Bahkan, mereka sering dijadikan kambing hitam penyebab kekalahan.
Semakin jauh kita meninggalkan perhelatan akbar itu maka cucuran keringat mereka akan semakin ditinggal, mereka dilupakan, mereka ditelantarkan. Mereka hanya dijadikan pahlawan dimusim gemilang.
Negara, dalam hal ini pemerintah, layak berterima kasih kepada para pahlawan olahraga yang sudah mengharumkan nama bangsa di panggung internasional tersebut. Atas jasa yang telah tertoreh, tidak sepantasnya kita memarginalkan mereka ketika tenaga kuat itu menjadi lemah. Negara tak seharusnya meninggalkan mereka, ketika keringat deras itu tak lagi dikucurkan. Negara mestinya tidak melupakan mereka ketika sarung tangan tak dipasang lagi. Sebab hidup mereka praktis hanya didedikasikan untuk negara.
 Lukisan ilustrasi Pahlawan Indonesia

Bukan hanya saat mereka gemilang, melainkan juga ketika mereka tak lagi mampu berlari, berlomba, dan bertanding. Negara sepatutnya  memperhatikan kehidupan atlet selepas mereka mengakhiri pengabdian diberbagai arena.
Sambil bernostalgia dalam kegemilangan dunia olahraga Indonesia di Ajang SEA Games, para penentu kebijakan dan birokrat negeri ini hendaknya mulai memikirkan dan bergerak mempersiapkan kehidupan para pahlawan olahraga Indonesia dimasa mendatang. Sebab para penentu kebijakan dan birokrat negeri ini juga menikmati sorotan lampu berkat penampilan cemerlang para pahlawan olahraga itu.

Penulis adalah Ade Saputra Piliang
Mahasisiwa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta asal Kampar -Riau 

Rabu, 02 November 2011

Peristiwa bersejarah di bulan November


Peristiwa bersejarah di bulan November
Bulan November asal katanya dari bahasa Latin, Novem yang artinya sembilan. Dulunya bulan November ada 29 hari. Namun di zamannya Kaisar Roma Julius Cesar merubah menjadi 30 hari.
Tradisi Masyarakat dibulan November
Ø  Di Inggris ada tradisi kuno pada bulan ini yaitu memotong hewan ternak menjelang musim dingin.
Ø  Di Amerika Serikat, pada minggu keempat pada hari kamis orang-orang saling memberi dan mengucapkan terimakasih tradisi ini sering disebut dengan nama thanksgiving.
Tanggal yang bersejarah di bulan November
4 November
Ø  Majalah Nature sebagai majalah ilmiah tertua di dunia terbit untuk pertamakali. November 1869.
Ø  Revolusi Jerman dimulai saat empat puluh ribu pelaut merebut pelabuhan di Kiel, November 1918
Ø  Phlawan Nasional H.Agus Salim wafat di Jakarta, November 1964
5 November
Ø  Garret Augustus Morgan pertamakali memancang Lampu merah di Wolverhampton Inggris, November 1927
6 November
Ø  Mpu Panuluh dan Mpu Sedah selesai menulis Kitab Kakawin Bharatayuddha dalam bahasa Jawa Kuno atas perintah Prabu Jayabhaya, November 1157.
Ø  Pahlawan perempuan asal Aceh, Cut Nyak Dhien wafat, November 1908.
7 November
Ø  W.S. Rendra  seorang penyair Indonesia dilahirkan, November 935
9 November
Ø  Tembok Berlin yang memisahkan Berlin Barat dan Berlin Timur dibuka oleh pemerintah Jerman Timur, November 1989.
10 November
Ø  Pertempuran heroik di Surabaya. Pemuda Surabaya yang dimotori oleh Bung Tomo dan Gubernur Suryo mempertahankan kedaulatan dan kehormatan NKRI dari serangan tentara Sekutu yang mengepung dari darat, air, dan udara, November 1945
11 November
Ø  Perang Dunia I berakhir pada jam ke 11, hari ke 11, bulan ke 11 pada tahun 1918, November 1918
22 November
Ø  Presiden Amerika Serikat, John F. Kennedy ditembak di kota Dallas Amerika Serikat, November 1963
23 November
Ø  Anthony Trollope Seorang karyawan Kantor Pos membuat ide sebuah tempat untuk menerima surat yang diletakkan di tempat umum yang merupakan cikal bakal Kotak Pos, November 1852.
25 November
Ø  Alfred Nobel berhasil membuat dinamit dengan mencampur nitrogliserin dengan batu kapur berpori-pori, November 1867.

Jumat, 28 Oktober 2011

Candi Muara Takus


Kampar sudah dikenal semenjak zaman Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit sebagaimana yang terdapat dalam buku Kertagama. Dalam pemahaman masyarakat Melayu Kampar tentang asal-usul kata Kampar, yaitu dari kata ‘’Ta-Ampau’’ atau hampar  atau boleh dikatakan suatu wilayah yang luas membentang.
Kampar pada masa pra sejarah dan masa kuno diketahui dengan ditemukan beberapa kebudayaan batu besar berupa meja panjang dari dolmen, tugu peringatan (menhir), tangga dari batu dan prasasti-prasasti paling tua, semua benda-benda sejarah itu  ditemukan di pinggir sungai tepatnya di Desa Batu Bersurat.
Batu bersurat sendiri dalam sejarahnya merupakan salah satu gerbang masuk ke ibu kota Sriwijaya yang berada di muara takus. Nama batu bersurat sendiri diambil dari kata batu bertulis yang diperkirakan ditulis pada zaman Kerajaan Sriwijaya di Muara Takus yang ditulis dengan huruf-huruf Pallawa berukuran 2x3 meter.
Kawasan Candi Muara Takus yang dibatasi tanggul kuno sekeliling sepanjang 4.000 meter atau 104 hektare, memiliki empat bangunan candi yang telah direkonstruksi sejak 1970-an. Terdiri dari candi mahligai yang menjulang tinggi berbentuk pagoda, candi tua yang megah dan besar, candi bungsu yang terdiri dari dua komponen bangunan batu bata dan batu pasir, serta candi palangka yang kecil mungil.
Sementara di halaman depan masih tersimpan beberapa struktur bangunan yang terpendam di dalam tanah dalam bentuk gundukan tanah. Menurut para ahli purbakala, stupa ini dibangun sekitar abad 4-9 Masehi.
Muara Takus merupakan asal tempat penyebaran Buddha ke seluruh dunia setelah tempat asal ajaran tersebut (India), mengalami perpecahan dan kemunduran. Muara Takus dipimpin seorang guru besar bernama Salempa Svama Dvipa dianggap sebagai pemersatu Buddha di seluruh dunia.
Ajarannya ini diteruskan Divamkara Shrijnana yang belajar Buddha di Muara Takus selama 12 tahun yang kemudian menyebarkan Buddha ke Tibet, Cina dan Birma

Kamis, 27 Oktober 2011

SUMPAH PEMUDA



 
 
 
SUMPAH PEMUDA

PERTAMA.
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH INDONESIA.

KEDOEA
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA.

KETIGA.
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA