Selasa, 29 Maret 2011

ANTARA BLACKBERRY DAN SITUS PORNO


Sekarang BlackBerry dan Cabai sama-sama sedang hot. Cabai semakin pedas karena harganya melangit, sementara BlackBerry menjadi topik paling panas di dunia maya. Sebab,  Kementerian Komunikasi dan Informatika mengancam memblokir layanan telepon pintar (smartphone) itu. Pemblokiran dilakukan terkait isu pencegahan penyebaran konten pornografi.
Situs Porno ibarat jamur yang tidak pernah hilang di musim hujan, ia terus berkembang mengikuti perkembangan zaman yang selalu mengarah kepada kebebasan (Liberalisme). Situs porno adalah sebuah virus yang membuat penggunanya terus ketagihan untuk mengaksesnya kembali.
Menurut laporan situs www.toptenreviews.com. Setiap 39 menit sebuah video porno diproduksi di Amerika. Ketika video porno diproduksi maka tidak ayal lagi pecandu situs ini akan mengaksesnya. Hasilnya, setiap detik, 28 ribu pengguna internet mengakses situs porno. Indonesia adalah negara ketujuh di muka bumi yang sering mengetik kata “sex” pada mesin pencari.
Kemenkoinfo adalah pihak yang paling bertanggung jawab dalam masalah ini. Menyadari tugasnya yang begitu pelik, Tifatul Sembiring sebagai garda terdepan dalam kementrian ini menghapus situs-situs porno di internet. Tidak hanya sampai disitu, Kementerian Komunikasi dan Informatika mengancam akan memblokir salah satu fasilitas layanan ponsel pintar Blackberry jika pihak mereka tidak mau memblokir situs-situs porno.
Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemenkominfo, Gatot S. Dewa Broto di Jakarta, dengan tegas mengatakan "Jika nanti pada pertemuan 17 Januari 2011, RIM tidak comply (mematuhi) kebijakan kami, maka fasilitas browsing Blackberry akan diblokir,"
 Mendengar ultimatum yang dilontarkan Kemenkoinfo ini, banyak pihak yang ikut bicara masalah Blackberry dan pemblokirannya itu. Ada yang setuju, dan tidak sedikit pula mereka yang kurang sependapat dengan Tifatul.  Ada yang beralasan, bukankah Blackberry hanya media. Media tidak dapat disalahkan, yang mesti disalahkan adalah pengguna media itu sendiri. Ada juga yang berargumen,  kenapa hanya diistimewakan Blackberry saja. Bukankah Handphon yang lain juga bisa mengakses situ porno. Berbagai argumen bermunculan menjawab ultimatum Kemenkoinfo tersebut  
Apa yang membuat BlackBerry begitu istimewa? Berbeda dengan layanan telepon genggam biasa, ternyata BlackBerry menawarkan layanan data yang dikendalikan langsung oleh server RIM di Kanada. Walau pengguna BlackBerry berlangganan melalui operator seluler di negara Indonesia. Namun, sesama para pengguna Blackberry bisa saja menikmati pertukaran data yang dilindungi dengan sistem enkripsi (sistem antisadap). Isu pengendalian data pelanggan inilah yang dipersoalkan Tifatul.
Jika kita mau meneliti secara komperehensip dalam masalah pemblokiran ini, kita tidak akan salah kaprah. Sebab, sebenarnya tuntutan Pemerintah Indonesia kepada Research In Motion (RIM) bukan hanya soal pembatasan konten pornografi. Total, ada tujuh tuntutan. Pertama, Pemerintah meminta Research In Motion mematuhi peraturan di Indonesia terkait UU 36/1999 tentang Telekomunikasi, UU 11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, dan UU 44/2008 tentang Pornografi. Kedua, Research In Motion (RIM) harus membuka perwakilan di Indonesia, mengingat di sini ada lebih dua juta pelanggan BlackBerry.
Ketiga Research In Motion (RIM) juga diminta membuka pusat layanan di Indonesia. Selanjutnya, Pemerintah ingin Research In Motion (RIM) merekrut tenaga kerja Indonesia secara layak dan proporsional. Kemudian, Research In Motion (RIM) diminta sebanyak mungkin menggunakan konten lokal Indonesia, khususnya perangkat lunak.
Tuntutan yang belum bisa dipenuhi adalah nomor enam dan tujuh, yaitu RIM memblokir situs porno dan membangun server atau repeater di Indonesia agar aparat hukum bisa mengaksesnya. Dua tuntutan terakhir ini masih diperdebatkan mengingat dengan pertimbangan privasi pelanggan Blackberry yang tak hanya individu tapi juga korporat.
Jika kita telah memahami secara keseluruhan isi permintaan yang diajukan Kemenkoinfo itu terhadap RIM, tentu kita akan merasa bangga dengan kerja keras yang dilakukan para wakil bangsa yang ada dalam lembaga pimpinan Tifatul tersebut. Namun, karena kurang sempurna insan media menyampaikan berita. Dilain pihak, masyarakat sering menginginkan barang yang instan saja, wal hasil masyarakat punya asumsi yang berlainan.
Seyogya, seluruh masyarakat mendukung langkah yang diajukan Kemenkoinfo tersebut demi terwujudnya negara yang berbudi pekerti baik, jauh dari masalah pornografi sebagai virus yang merusak generasi bangsa. Tifatul sedang mengajak bangsa ini berpikir sesuai dengan konten UU. Teknologi adalah wilayah kedaulatan negara, maka negara harus menjamin BlackBerry aman digunakan siapa saja di negeri tercinta ini. Lanjutkan niat baikmu Tifatul, jutaan rakyat Indonesia mendukungmu dari belakang.

Penulis adalah Mahasiswa UIN Jakarta, Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, Asal Kampar Riau. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar